Sepanjang rentang
kehidupannya, semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal, manusia selalu
mengalami perubahan, baik perubahan dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental
psikologis. Perubahan perubahan tersebut terus berlangsung karena terjadi
pertumbuhan dan perkembangan pada dirinya. Pertumbuhan dan perkembangan dalam
kehidupan manusia merupakan dua sisi mata uang yang menunjukkan gambaran yang
berbeda, tetapi merupakan dua hal yang tak terpisahkan, bahkan kadang
dikacaukan pengertiannya. Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang bersifat progresif dan terus menerus. Untuk
mempermudah pemahaman terhadap dua istilah tersebut, perlu disepakati dahulu
apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan apa pengertian perkembangan serta
hubungan dari keduanya.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang
bersifat kuantitatit yang mengacu pada jumlah, besar, serta luas yang bersifat
konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan
merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu
tertentu. Hasil pertumbuhan berupa bertambahnya ukuran kuantitatif dari fisik
anak seperti tinggi dan berat badan, kekuatan, ataupun proporsi sehingga secara
ringkas pertumbuhan adalah proses perubahan dan kematangan fisik yang
menyangkut perubahan ukuran atau perbandingan.
Perkembangan adalah proses perubahan
kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan
pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ
fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang kehidupan manusia,
sedangkan proses pertumbuhan seringkali akan berhenti jika seseorang telah
mencapai kematangan fisik.
Meskipun antara pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai perbedaan pengertian, tetapi selalu harus dipahami bahwa antara keduanya
merupakan proses yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Misalnya,
ketika membahas perkembangan kecerdasan anak tidak akan dapat terlepas; dari
pembahasan tentang berfungsinya sel-sel otak sebagai faktor fisiologis yang
menunjang manifestasi kecerdasan itu sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan
manusia mengikuti pola yang bersifat umum, tetapi irama dang tempo perkembangan
bersifat individual. lrama pertumbuhan dan perkembangan menyangkut urutan dari
kemampuan spesifik seseorang termasuk? sikap dalam menerima perubahan tersebut,
sedangkan tempo perkembangan menyangkut waktu atau satuan waktu untuk
memperoleh perubahan.
Kata perkembangan seringkali digandengkan
dengan pertumbuhan dan kematangan. Ketiganya memang mempunyai hubungan yang
sangat erat. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan,
perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik. Terdapat beberapa
perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan. Pertumbuhan lebih banyak
berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik, sedangkan perkembangan
berhubungan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah. Pertumbuhan menunjukkan
perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu penambahan dalam ukuran besar
atau tinggi, sedangkan perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas,
yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan berkenaan dengan penyempurnaan struktur, sedangkan
perkembangan dengan penyempurnaan fungsi.
Baik pada pertumbuhan maupun pada perkembangan
tersangkut pula masalah kematangan yang merupakan masa yang terbaik bagi
berfungsinya atau berkembangnya aspek-aspek kepribadian tertentu dengan cepat.
Misalnya, usia satu tahun merupakan masa kematangan bagi bayi untuk berjalan,
usia enam tahun bagi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Terdapat
perbedaan kedudukan kematangan tersebut dalam pertumbuhan dengan perkembangan.
Suatu pertumbuhan aspek tertentu akan berakhir apabila telah mencapai tingkat
kematangannya, sedangkan perkembangan terus berlangsung sampai akhir hidupnya.
Perkembangan berisi suatu rentetan masa-masa kematangan. Dalam uraian
selanjutnya, kedua istilah tersebut akan menggunakan satu istilah saja, yaitu
perkembangan yang didalamnya juga tersangkut makna kematangan.
Susilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa
proses pertumbuhan dan perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses
yang tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1)
hereditas, (2) lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis (4) serta aktivitas
anak sebagai subjek bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima,
atau menolak, serta memiliki emosi.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang
menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Irama dan tempo perkembangan
manusia yang tidak sama antara manusia yang satu dengan yang lain tersebut
sering menimbulkan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dengan perkembangan
yang pada gilirannya sering menyebabkan tidak tercapainya penyesuaian yang
harmonis dengan lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap perubahan dalam
perkembangan adalah:
1.
Penampilan diri
Perubahan yang dapat meningkatkan tampilan
diri akan cenderung di terima dan diulangi lagi, sedangkan perubahan-perubahan
yang dapat mengurangi penampilan akan ditolak atau berusaha untuk ditutupi.
2.
Perilaku
Perubahan perilaku memalukan seperti yang terjadi pada masa pubertas dan usia lanjut akan berpengaruh pada perkembangan perilaku selanjutnya.
Perubahan perilaku memalukan seperti yang terjadi pada masa pubertas dan usia lanjut akan berpengaruh pada perkembangan perilaku selanjutnya.
3.
Stereotip Budaya
Dari berbagai media, orang mempelajari stereotip budaya yang seringkali dikaitkan dengan ciri khas manusia pada tahap perkembangan tertentu. Stereotip budaya tersebut dipakai untuk menilai orang lain dalam usia tertentu atau pada tahapan perkembangan tertentu.
Dari berbagai media, orang mempelajari stereotip budaya yang seringkali dikaitkan dengan ciri khas manusia pada tahap perkembangan tertentu. Stereotip budaya tersebut dipakai untuk menilai orang lain dalam usia tertentu atau pada tahapan perkembangan tertentu.
4.
Nilai-nilai Budaya
Setiap budaya memiliki nilai yang dikaitkan
dengan usia-usia yang berbeda. Hal tersebut akan mempengaruhi penyikapan
masyarakat terhadap kelompok usia tertentu lebih menyenangkan atau meremehkan dibandingkan
sikap terhadap usia lainnya.
5.
Perubahan Peranan
Sikap terhadap orang dari berbagai usia dipengaruhi oleh peran yang mereka mainkan. Adakalanya berupa sikap yang lebih baik atau sebaliknya, misalnya sikap terhadap lanjut usia yang memasuki masa pensiun.
Sikap terhadap orang dari berbagai usia dipengaruhi oleh peran yang mereka mainkan. Adakalanya berupa sikap yang lebih baik atau sebaliknya, misalnya sikap terhadap lanjut usia yang memasuki masa pensiun.
6.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap individu dalam menghadapi perubahan dalam perkembangan. Kewenangan dan kewibawaan dapat dipertajam dari pengalaman yang pernah diperoleh. Oleh karena itu, orang akan cenderung meninggalkan pengalaman yang menyebabkan mereka menjadi diremehkan.
Pengalaman pribadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap individu dalam menghadapi perubahan dalam perkembangan. Kewenangan dan kewibawaan dapat dipertajam dari pengalaman yang pernah diperoleh. Oleh karena itu, orang akan cenderung meninggalkan pengalaman yang menyebabkan mereka menjadi diremehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar