THIS IS ABOUT EDUCATION

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN, JANGAN LUPA COMMENT, AND SHARE. SEMOGA BERMANFAAT. TERIMAKASIH ^_^

Rabu, 09 Oktober 2019

Laporan Biologi tentang Sel dan Jaringan Pada Hewan


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Jaringan adalah kumpulan sel yang yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Ilmu yang mempelajari tentang jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbs dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya (Sainab, 2017).
Hewan adalah organisme yang tidak memiliki klorofil, mampu bergerak atau setidaknya menggerakkan tubuh, dan multiseluler. Beberapa organisme tidak memenuhi kriteria ini tetapi memperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut, sehingga kita dapat mengenalnya sebagai hewan (Sainab, 2017).
Ada empat tipe jaringan dasar semua hewan, termasuk juga dalam tubuh manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah yaitu jaringan epitel yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ sekresi dan penyerapan. Jaringan pengikat sesuai namanya, yaitu berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh pada jaringan ini adalah jaringan darah. Jaringan otot yang terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu licin yang dapat ditemukan diorgan tubuh bagian dalam, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung. Jaringan saraf adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan (Sainab, 2017).
          B.       Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu menjelaskannya secara tepat dan benar.
          C.      Waktu dan Tempat
Hari Tanggal         : Minggu, 10 Desember 2017
Waktu                   : 09:00-12:00 WITA
Tempat                 : Ruangan Lab. Fakultas Kesehatan Unsulbar
  

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Organisasi Tubuh
Hewan adalah organisme yang tidak memiliki klorofil, mampu bergerak setidaknya menggerakkan tubuh, dan multiseluler. Beberapa organisme tidak memenuhi kriteria ini tetapi memeperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut, sehingga kita dapat mengenalnya sebagai hewan (Sainab, 2017).
Pada tubuh hewan sendiri terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama pada saat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) terdeferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Waluyo dalam Jemberword, 2010).
Struktur tubuh hewan tersusun atas sel dan jaringan, organ dan sistem organ. Berbagai organ akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara struktural dan fungsional penyusun individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel tersusun oleh organel. Sel-sel penyusun tubuh pada hewan lebih kompleks. Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi yang sama. Ada empat jaringan utama pada hewan yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga, sel-selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar sel yang biasanya berisi substansi intraseluler disebut matriks. Jaringan epitel ini dibuat dari sel-sel memudar yang tersusun dalam lapisan pipih (Campbell dalam Arman, 2003).
Keberagaman bentuk dan fungsi jaringan misalnya terletak pada bentuk sel-sel penyusunnya atau struktur organel-organel penyusun jaringan tersebut (Waluyo dalam Arman, 2006).

B.     Jaringan Hewan (Tingkat Vertebrata)
Sel-sel yang mempunyai bentuk yang sama yang  menyusun organisme multiseluler akan mengelompok dan melaksankan fungsi tertentu. Kelompok dari sel-sel ini disebut jaringan. Setiap jaringan akan menempati tempat tertentu pada tubuh makhluk hidup. Secara umum jaringan pada tubuh hewan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu jaringan epitel, jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan penyongkong/penguat (Sainab,2017).
            1.      Jaringan epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh dan                                   berfungsi melindungi jaringan-jaringan lain yang terletak disebelah dalamnya. Terkait dengan             fungsinya sebagai pelindung  terhadap jaringan lain maka jaringan epitel mempunyai susunan             yang rapat dan tidak  mempunyai ruang antar sel. 
a)    Macam-macam jaringan epitel
Adapun macam-macam dari jaringan epitel aantara lain yaitu:
(1)     Epitel pipih selapis
Epitel ini memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel yang berbentuk bulat terletak di tengah. Epitel pipih berlapis berfungsi sebagai pelapis rongga dan saluran dalam (endotelium) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk pipih dan terdiri dari satu sel saja, struktur seperti ini sangat sesuai untuk mendukung peristiwa difusi, osmosis, dan filtrasi. Karena epitel ini hanya terdiri dari satu sel, maka jaringan ini hanya ditemukan pada bagian tubuh sehingga tidak banyak mengalami benturan fisis. Epitel ini ditemukan sebagai jaringan yang melapisi alveolus paru-paru, kapsul bowhman pada ginjal, lapisan dalam pembuluh darah dan limfa, ruang jantung, selaput bagian dalam telinga dan sel ekskresi kelenjar.
(2)     Epitel kubus selapis
Epitel ini memiliki sitoplasma yang jernih dan berbutir-butir serta memiliki inti sel yang bulat besar dan terletak di tengah, sel-sel jaringan epitel ini berbentuk kubus dan terdiri dari satu lapis sel saja. Pada umumnya jaringan ini berfungsi sebagai lapisan pelindung dan berperan dalam proses absorpsi dan seksresi zat misalnya pada kelenjar ludah, selain ini berfungsi sebagai penghasil mucus dan sebagai pembentuk kelenjar ludah, epitel ini ditemukan sebagai jaringan yang melapisi permukaan lensa mata, ovarium, pigmen retina dan tubulus ginjal.
(3)     Epitel silindris selapis
Epitel ini merupakan epitel yang memiliki sitoplasma jernih yang berbutir-butir dan berbentuk silinder dengan nukleus yang berbentuk bulat terletak didekat kasar. Jaringan ini berfungsi sebagai lapisan pelindung, penghasil mucus dan sebagai tempat difusi dan absorbsi zat.
(4)     Epitel pipih berlapis banyak
Epitel ini disusun dua lapis sel atau lebih. Sel-sel ini terdapat pada bagian yang paling dalam. Biasanya mempunyai bentuk kubus dan semakin kearah luar bentuknya dan semakin pipih. Struktur seperti ini sangat sesuai untuk melapisi bagian tubuh yang selalu mengalami benturan dan gesekan. Epitel ini ditemukan melaipisi permukaan kulit, permukaan rongga hidung, rongga mulut dan vagina.
(5)     Epitel kubus berlapis banyak
Epitel ini disusun dua lapis sel atau lebih. Sel-sel ini biasanya terdapat pada bagian dalam yang biasanya mempunyai bentuk kubus dan semakin kepermukaan bentuknya semakin pipih, struktur seperti ini sangat sesuai sebagai pelindung dari pergesekan yang memungkinkan terjadi pengelupasan. Epitel ini terletak dibagian dalam mulut, esopagus, vagina, dan kelenjar keringat pada kulit yang bagian terluarnya dilapisi zat tanduk.
(6)     Epitel silindris berlapis banyak
Epitel ini ditemukan pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra dan pada laring (pangkal kerongkongan). Epitel ini berbentuk silindris dan pada umumnya hanya ditemukan permukaan telurnya saja, sedangkan pada bagian dalamnya epitel berbentuk kubus atau tak beraturan.
(7)     Epitel silindris berlapis semu
Jaringan ini dikatakan berlapis semu karena letak inti selnya tidak pada satu garis sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Di antara sel-selnya terdapat sel goblet penghasil lendir. Pada bagian permukaan terdapat tonjolan yang disebut silia. Fungsi silia adalah menggerakkan partikel yang ada diatasnya. Epitel seperti terdapat pada saluran pernapsan bagian atas, rongga hidung, dan pada saluran telur.
(8)     Epitel transisional
Epitel transisional merupakan epitel yang berlapis banyak, lapisan paling luarnya berbentuk bulat dan berukuran besar. Apabila dalam keadaan tegang sel-sel tersebut akan berubah bentuk lebih pipih dan bersifat elastis. Epitel ini melapisi kandung kemih, ureter, dan ginjal.
         2.      Jaringan otot
               Jaringan otot disusun oleh sel-sel yang pada sitoplasmanya terdapat mikrofilamin yang                         mampu mengadakan kontraksi dan relaksasi, 
Berdasarkan struktur selnya jaringan otot dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a)      Otot polos
Sel otot polos berbentuk kumparan dengan sitoplasma yang tampak bening karena mikrofibrilnya homogen. Dengan demikian otot ini akan tampak polos, tidak lurik. Otot polos dapat menanggapi rangsangan lambat dan gerakannya juga lamban, tetapi kemampuannya untuk berkontraksi sangat lama. Gerakan otot polos dipengaruhi oleh saraf otonom sehingga gerakannya juga lamban bersifat involunter (tidak kita sadari). Contoh jaringan ini kita temui pada usus, lambung, pembuluh darah, dinding rahim, otot penggantung lensa mata, dan lain-lain.
b)      Otot rangka
Otot rangka ditemukan melekat pada rangka tubuh. Gerakan otot ini akan mengakibatkan gerakan tulang-tulang ini dilekatinya sehingga terjadilah gerakan tubuh. Jaringan otot rangka disusun oleh sel-sel yang berbentuk silindris dengan diameter 10-100 mikron dan panjang hingga 30 cm. Plasma selnya disebut sarkoplasma sedangkan membrannya disebut sarcolemma. Setiap satu otot mempunyai serabut-serabut otot memanjang yang disebut miofibril. Setiap miofibril terdiri atas protein otot yang disebut aktin dan miosin yang berperan dalam mekanisme gerak otot. Sepanjang miofibril ini tampak gambaran garis gelap dan terang sehingga secara keseluruhan otot tampak berbentuk lurik, sehingga otot ersebut disebut otot lurik. Otot rangka kontraksinya diatur oleh saraf sadar dengan sifat reaksi yang cepat, kontraksinya kuat tetapi tidak tahan lama.
c)      Otot jantung (Miokardium)
Otot ini hanya ditemukan sebagai jaringan yang membentuk jantung. Bentuk sel ototnya silindris dengan plasma yang tidak homogen sehingga tampak seperti serabut  otot serat lintang. Diantara serabut-serabut otot berdampingan membran selnya membentuk anyaman yang disebut sinsitium. Sinsitium berfungsi memperkuat otot jantung dan untuk menghantarkan implus. Inti selnya hanya satu buah dan letaknya pada bagian tengah. Otot jantung dapat mengadakan kontraksi beraturan sekitar 72 kali per menit tanpa ransangan dari pusat saraf karena memiliki sumber ransangan sendiri dari otot jantung, rangsangan dari pusat saraf otonom hanya berfungsi untuk memperkuat dan memperlambat kontraksi saja. Kerja otot jantung sangat teratur dan cukup kuat.
     3.      Jaringan saraf
            Jaringan saraf disusun oleh sel-sel saraf (neuron). Setiap neuron terdiri dari badan sel saraf                  inti-inti sel ditengahnya dan percabangan sel saraf yang relatif pendek disebut dendrit dan cabang        panjang  disebut akson (neurit). 
Berdasarkan atas fungsinya sel saraf dibedakan menjadi 3 yaitu:
a)      Neuron sensorik yaitu sel saraf yang berfungsi menerima ransangan dan meneruskan ransangan (implus) ke pusat saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
b)      Saraf motorik yaitu sel saraf yang berfungsi menghantarkan implus dari pusat ke saraf organ motorik (misalnya kelenjar atau otot).
c)      Saraf intermediary (neuron konektor) yaitu sel sarf yang berfungsi menghubungkan antara satu neuron dengan neuron lain.
     4.      Jaringan penyokong/pengua
          Berbeda dengan jaringan epitel, jaringan penyokong terdiri atas serabut sebagai subtansi dasar, sel 
          dan beberapa cairan ekstraseluler yang disebut matriks (Sainab,2017).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.  Alat dan Bahan
1.    Alat
a)    Mikroskop
b)   Kain planel
c)    Skalpel
d)   Obyek glass dan deck glass
2.    Bahan
a)    Sel epitel rongga mulut
b)   Eritrosit katak
c)    Aquades
d)   Garam NaCl 0,9 %
e)    Alkohol 70 %
f)    Jarum pentul
g)   Gabus stereform
B.  Cara Kerja
a.                Sel epitel rongga mulut
1.    Bersihkan tangkai skalpel dengan alkohol 70 %.
2.    Dengan menggunakan tangkai skalpel, koreklaah bagian dalam pipi anda.
3.    Oleskan korekan tadi pada gelas benda, kemudian tetesi dengan aquades serta tutuplah dengan gelas penutup.
4.    Amatilah dibawah mikroskop mulai dari perbesaran lemah.
5.    Melalui pengamatan dengan perbesaran kuat gambarlah 2 atau 3 sel dan berilah keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.
b.    Eritrosit katak
1.    Ambilah 1 tetes darah katak yang telah dicampur dengan larutan garam NaCl 0,9 %.
2.    Teteskan pada gelas obyek dan tutuplah dengan gelas penutup.
3.    Amati sediaan tersebut dibawah mikroskop, mulai dari perbesaran lemah.
4.    Dengan perbesaran kuat gambarlah 3 atau 4 sel dan berilah keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.

  
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            A.  Hasil Pengamatan
1.    Eritrosit katak
Hari/tanggal : Minggu, 10 Desember 2017
Bahan           : Eritrosit katak
Percobaan    : Unit IV
Tujuan          : Mampu mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu menjelaskannya secara tepat dan benar.    
Gambar
Keterangan
     


            1.    Nukleus






2.    Epitel rongga mulut
Hari/tanggal : Minggu, 10 Desember 2017
Bahan           : Epitel rongga mulut
Percobaan    : Unit IV
Tujuan          : Mampu mengenal dan membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu menjelaskannya secara tepat dan benar.   
Gambar
Keterangan


            2.    Nukleus

B.  Pembahasan
1.      Eritrosit katak
Pada pengamatan praktikum ini kita dapat mengetahui sel yang nampak pada eritrosit katak yaitu nukleus atau yang dalam pengertiannya adalah pusat kendali yang ditemukan di dalam semua sel-sel. Nukleus dapat berfungsi untuk menjaga integritas dan mengontrol aktivitas sel.
2.      Epitel rongga mulut
Pada pengamatan praktikum ini kita dapat mengetahui sel yang nampak pada epitel rongga mulut yaitu nukleus atau yang dalam pengertiannya adalah pusat kendali yang ditemukan di dalam semua sel-sel. Nukleus berfungsi untuk mengatur aktivitas-aktivitas kerja pada sel.
C.  Pertanyaan dan jawaban
            1). Jenis epitel apakah yang dapat diamati pada rongga mulut?
          Jawaban:
          Jenis yang dapat diamati pada sel epitel rongga mulut adalah sel epitel pipih berlapis banyak.
2). Mengapa dalam percobaan eritrosit katak harus menggunakan NaCl 0,9 % ?
Jawaban:
Agar sediaan pada eritrosit katak yang diamati lebih jelas terlihat pada saat pengamatan dibawah mikroskop.



BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
              Dengan dilaksanakan praktikum ini mahasiswa dapat mengenal dan menjelaskan jaringan penyusun pada tubuh hewan seperti:
1.      Jaringan epitel yang kemudian dibagi lagi menjadi 8 macam jaringan epitel yaitu epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel kubus berlapis banyak, epitel silindris berlapis banyak, epitelsilindris berlapis semu, dan epitel transisional.
2.      Jaringan otot yang dibedakan menjadi 3 macam jenis yaitu otot polos, otot rangka, dan otot jantung.
3.      Jaringan saraf.
4.      Jaringan penyokong atau penguat.
B.  Saran
1.      Untuk Praktikum
            Harus mampu memahami dengan secara baik dan benar pengamatan pada praktikum ini agar mampu menjelaskan jaringan-jaringan yang diamati pada saat praktek dilakukan.
2.      Untuk Asisten 
         Agar tidak jenuh dan lebih sabar dalam membimbing praktikan pada praktikum ini dilakukan.
3.      Untuk Laboratorium
        Agar kiranya menyiapkan alat-alat  dan bahan secara lengkap setiap kali praktikum dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2003. Laporan praktikum biologi dasar (mengenal jaringan hewan melalui pengamatan preparat awetan) (online), (http://armanpeternakan14.blogspot.co.id). Diakses pada hari kamis, 16 November 2017 pukul 17:51 WITA.
Sainab. 2017. Biologi umum. Sulbar FMIPA Universitas Sulawesi Barat.
Sainab. 2017. Penuntun praktikum biologi umum. Sulbar FMIPA Universitas Sulawesi Barat.
Waluyo. 2010. Laporan praktikum biologi dasar jaringan pada hewan (online), (http://jemberword.blogspot.co.id). Diakses pada hari jumat, 17 November 2017 pukul 10:10 WITA.

Tidak ada komentar:

Materi Elektronika