Puji syukur senantiasa
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas segala limpahan Rahmat, Taufiq dan
Inayah-Nya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Salawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., pembawa kabar gembira dan
peringatan, pembawa pelita penerang, penghulu para Nabi dan keturunan Adam.
Makalah ini merupakan tugas individu
dalam rangka melengkapi tugas dalam mata kuliah Profesi Keguruan adapun judul
dari makalah ini yaitu “Menuju Indonesi yang
Berbudaya dan Berpendidikan”.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis
sampaikan kepada Dosen pengampu mata kuliah, Dr. Muh. Jamil Barambangi, M.Pd. atas ilmu dan bimbingannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih bersifat sederhana isi, susunan
kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat kepada semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan.
Majene,
6 Juni 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia.
Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan
di masyarakat serta tidak menyusahkan orang lain. Dalam dunia pendidikan
Indonesia saat ini, tercatat kualitas pendidikan sangat memprihatinkan. Ini
dibuktikan dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan
Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian
pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks
pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Diantara 174 negara di dunia,
Indonesia menempati urutan ke -102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan
ke-109 (1999).
Dalam
dunia pendidikan tentunya tidak lepas dengan peran salah satu profesi yaitu
profesi guru. Dari 2 kata ini profesi dan guru. Dimana Profesi adalah pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut (Suaidinmath,
2014).
Menelaah
pengertian profesi tersebut, dapat dipahami bahwa profesi adalah pekerjaan atau
jabatan khusus yang dilakukan untuk melayani masyarakat. Untuk melakukan tugas
pelayanan dibutuhkan bidang ilmu, keterampilan , hasil penelitian , aplikasi
teori, dan latihan khusus. Pekerjaan itu dilaksanakan secara otonom,
bertanggung jawab, berkomitmen, dan diatur oleh suatu kode etik serta diwadahi
oleh organisasi atau asosiasi profesi sehingga mendapat pengakuan atau
kepercayaan dari masyarakat (Suaidinmath, 2014). Sedangkan guru adalah pendidik dan
pengajar di sekolah dasar dan menengah, bahkan menurut undang-undang guru dan
dosen lebih rinci disebutkan sebagai tenaga profesional selain di sekolah
dasar, sekolah menengah dan pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai seorang yang berprofesi
sebagai guru dalam dunia pendidikan tentunya akan memiliki peran yang amat
besar terhadap peserta didiknya. Dimana seorang guru dituntu agar dapat
menghasilkan peserta didik yang bermutu.
Terlepas
dari itu, dalam suatu pendidikan tidak lepas dari hal yang namanya kebudayaan.
Karenanya budaya tidak tidak dapat dihilangkan dalam suatu dunia pendidikan.
Budaya yang dimaksud disini adalah tradisi, nilai, norma dan kebijakan yang
menjadi acuan dan keyakinan yang ada sejak dahulu. Dalam dunia pendidikan sejak
dahulu kemauan peserta didik akan belajar sangat tinggi karena tidak segampang
sekarang ini menduduki/merasakan dunia pendidikan. Berbeda dengan era
globalisasi sekarang ini para kalangan anak-anak mulai dari usia yang
menginjakkan kaki sekolah dasar pun sudah terbilang mudah untuk merasakan yang
namanya masuk sekolah. Selain itu, nila etika dan moral pun juga berbeda pada
kalangan peserta didik dahulu sangat mementingkan nilai etika dan moral sesuai
dengan suku atau budaya yang ada didaerahnya, berbeda dengan sekarang para
peserta didik semenah-menah melakukan apapun yang mereka sukai, kurang
menghargai guru, bertindak seakan-akan mereka yang membangun sekolah ini
dikarenakan karena mengambil nama jabatan orang tuanya. Sehingga di era
sekarang ini kebanyakan peserta didik nilai-nilai budaya yang ada dalam dirinya
pun sedikit demi sedikit mulai menghilang yang disebebkan oleh opengaruh
globalisasi dan proses pembangunan karakter budayanya yang sudah menghilang.
Dengan begitu untuk memahami lebih lanjut maka akan dijelaskan dalam pembahasan
makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Adapaun rumusan masalah dari makalah ini
adalah :
1. Apa
defisini dari budaya dan pendidikan?
2. Bagaimana
budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini?
3. Apakah
budaya dapat mengembangkan pendidikan?
4. Bagaimana
hubungan budaya dan pendidikan?
5. Apa
perlu budaya itu dihilangkan didalam suatu pendidikan?
6. Yang
mana yang perlu dikedepankan, budaya atau pendidikan?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk
mengetahui apa defisini dari budaya dan pendidikan.
2. Untuk
mengetahui dan memahami budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini.
3. Untuk
mengetahui dan memahami apakah budaya dapat mengembangkan pendidikan.
4. Untuk
mengetahui dan memahami hubungan budaya dan pendidikan.
5. Untuk
mengetahui dan memahami perlukah budaya dihilangkan didalam suatu pendidikan.
6. Untuk
mengetahui dan memahami yang mana yang peru dikedepankan budaya atau
pendidikan.
D.
Manfaat
Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberi
sumbangan teoretis terkait peningkatan budaya dan pendidikan dalam profesi
guru. Serta dapat menjadi referensi untuk semua pihak terkhusus bagi
kalangan yang berprofesi sebagai guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Budaya dan Pendidikan
1.
Definisi
Budaya
Budaya adalah suatu pola hidup yang tumbuh
dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur agar setiap individu
mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk mengatur tingkah laku manusia
dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Secara bahasa, kata “budaya” berasal dari
bahasa Sansekerta, yaitu Buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi
dimana artinya adalah segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal
manusia. Dalam hal ini, budaya sangat berkaitan dengan bahasa atau cara
berkomunikasi, kebiasaan di suatu daerah atau adat istiadat.
Definisi budaya menurut beberapa ahli berikut
ini:
a. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, pengertian
budaya adalah semua sistem ide, gagasan, rasa, tindakan, serta karya yang
dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang nantinya akan
dijadikan klaim manusia dengan cara belajar.
b. Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, pengertian budaya adalah segala hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya meliputi produk teknologi dan kebendaan
lainnya, rasa meliputi jiwa manusia yang selaras dengan norma dan nilai sosial,
sedangkan cipta meliputi kemampuan kognitif dan mental untuk mengamalkan apa
yang diketahuinya.
c. Ralph
Linton
Menurut Ralph Linton, pengertian budaya
adalah segala pengetahuan, pola pikir, perilaku, ataupun sikap yang menjadi
kebiasaan masyarakat dimana hal tersebut dimiliki serta diwariskaoleh para
nenek moyang secara turun-temurun.
d. Edward
Burnett Tylor
Menurut Edward Burnett Tylor, arti budaya
adalah kompleksitas yang menyeluruh dari ilmu pengetahuan, kesenian, kepercayaan,
moral, hukum, adat istiadat, dan lain sebagainya, yang didapatkan oleh individu
sebagai anggota masyarakat.
e. Levi
Strauss
Menurut Levi Strauss, pengertian budaya
adalah suatu perwujudan komponen struktur sosial yang berasal dari alam pikiran
manusia dan dilakukan secara berulang hingga membentuk kebiasaan.
f.
Melville J. Herskovits
Menurut Melville J. Herskovits, pengertian
budaya adalah produk manusia sebagai bagian dari lingkungannya. Artinya,
manusia senantiasa berada di dalam suatu lingkungan dan menghasilkan produk
berupa budaya
2.
Definisi
Pendidikan
Pendidikan (bahasa Inggris : education)
adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai
usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang
lebih baik. Pendidikan dapat mengembangkan karakter melalui berbagai macam
kegiatan, seperti penanaman nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama,
pembelajaran dan pelatihan nilai-nilal moral, dan lain sebagainya.
Secara sederhana, Pengertian pendidikan
adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan
membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Juga, setiap pengalaman yang
memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat
dianggap pendidikan.
Pendidikan Menurut KBBI yaitu berasal dari
kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Menurut UU No. 2 Tahun 1989, Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut GBHN Pendidikan adalah usaha sadar
untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
Adapun pengertian pendidikan menurut
beberapa para ahli, yaitu :
a. Ki
Hajar Dewantara
Pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan
bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
b. Ahmad
D. Marimba
Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba
adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat
perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang
utama.
c. Driyarkara
Pendidikan disimpulkan sebagai satu usaha
dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke skala yang
insani.
d. H.
Horne
Pendidikan adalah proses yang terus
menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari
manusia.
B.
Budaya
dan Pendidikan di Indonesia Saat Ini
Pendidikan di Indonesia saat ini telah
kehilangan aspek kebudayaan, dan lebih tepatnya kebudayaan Indonesia. Sehingga,
yang mempengaruhi pendidikan bukan lagi budaya bangsa ini melainkan budaya luar
yang merupakan ekses dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi
dan informasi.
Berikut
beberapa budaya pendidikan Indonesia yang dapat diteropong oleh masyarakat umum
:
1. Pergantian Kurikulum
Telah diketahui khlayak umum, bahwa
beberapa tahun terakhir ini budaya pendidikan Indonesia mulai berbenah.
Dari yang dulunya menganut kurikulum KTSP dan berbasis teacher
center kini telah beralih dengan menganut kurikulum 2013 yang berbasis student
center.
Tentunya perubahan ini tidak serta merta
dapat diterima oleh masyarakat pendidikan. Banyak pro dan kontra yang mewarnai
peluncuran kebijakan baru ini. Hal ini di karenakan Indonesia amatlah luas
dengan keragaman yang ada pada setiap sisinya, hal ini membuat kebijakan
pergantian kurikulum berbasis student center ini tidak dapat diterima di
beberapa wilayah di Indonesia.
Selain karena anggapan kurangnya fasilitas
yang memadai, disisi lain juga ditambah dengan masih kurangnya
profesionalitas guru dalam mengimplentasikan sisitem ini pada dunia pendidikan.
Namun, seiring dengan berjalannya
waktu penerapan kurikulum 2013 mulai bisa difungsikan di beberapa sekolah
diseluruh Indonesia. Dan dengan penerapan kurikulum ini, diharapkan
pendidikan Indonesia makin berkelas dan bermutu, sehingga dapat
menghasilkan sunber days manusia yang aktif, kreatif dan mempunyai days
saing yang kuat di kancah lokal, nasional, maupun international.
2. Full
Day School
Masih dengan suatu kebijakan baru,
pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan baru yaitu full dayschool.
Dengan tujuan agar nantinya pelajar mempunyai waktu weekend yang lebih
dengan keluarga. Jika biasanya sekolah hanya sampai siang pada hari
senin-sabtu, dengan kebijakan ini jam pelajaran ditambah sampai sore dan
hari sekolah dipangkas menjadi senin-jum'at saja.
Dibeberapa instansi pendidikan umum
kebijakan ini tidak begitu banyak mengundag sebuah kontradiksi, namun di
beberapa instans pendidikan keagamaan sempat terdapat kontradiksi dengan adanya
kebijakan ini. Dikarenakan dikebanyakan madrasah setiap harinya pulang
sekolah kurang lebih pukul 15.00 WIB. Karena tambahan beberapa mata
pelajaran agama di setiap madrasah. Disamping itu, mereka beranggapan pula jika
pembelajaran dilakukan sampai terlalu sore, maka hal ini juga dapat
memotong beberapa waktu anak-anak untuk belajar di TPQ.
Akhir-akhir ini santer sekali terdengar
berbagai berita yang menjadi tamparan keras bagi pendidikan Indonesia. Hal ini
dikarenakan saat ini pendidikan Indonesia telah diancam oleh rusaknya
pendidikan karakter para pelajarnya.
Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi
masyarakat Indonesia, berbagai bukti robohnya karakter serta moral para
pelajar saat ini dengan mudahnya dapt diakses melalui kecanggihan tekhnologi
saat ini.
Adapun budaya pendidikan di Indonesia
dahulu, yaitu :
·
Jika dahulu murid sangat
hormat pada sang guru, kini mereka bahkan berani menjebloskan guru mereka
kepenjara bahkan menganiaya guru nya sampai kehilangan nyawa.
·
Jika dahulu pelajar
tingkat SD masih polos dengan yang namanya percintaan, saat ini justru
seolah-olah pelajar SD sudah faham betul dan sering memperagakan adegan yang
seharusnya belum mereka ketahui dengan usia mereka yang masih anak-anak.
·
Jika dahulu anak-anak
lebih suka bermain diluar rumah dan menjalin interaksi dengan teman sebaya
mereka, saat ini di tunjang dengan kemajuan tekhnologi kebanyakan dari mereka
dibuat lebih asyik sendiri dirumah, dibanding dengan bermain bersama
teman-teman mereka diluar rumah.
C.
Budaya
dapat Mengembangkan Pendidikan
Indonesia
sebagai salah satu negara bagian Timur yang berbudaya sudah menjadi daya tarik
bangsa-bangsa lain untuk mengunjungi Indonesia dan mengenalnya lebih dekat.
Tentunya pengenalan akan budaya
harus dipadupadankan dengan pengenalan akan pendidikan
yang luas. Sebab, budaya membutuhkan pendidikan untuk mengadaptasikannya
menjadi suatu bentuk yang lebih menarik dan memiliki ciri khas.
Hakikatnya, manusia adalah mahluk yang
berbudaya. Oleh karenanya budaya sangat mengakar dalam kehidupan manusia.
Sehingga ketika manusia mendapatkan pendidikan untuk membuka wawasan secara
universal, maka budaya menjadi penyeimbang agar ketika manusia menjadi
superior, ia tidak lupa akan kehidupan berbudayanya dengan orang lain.
Sebabnya, dalam reshuffle kabinet bulan
Oktober 2011 lalu, SBY mengembalikan kebudayaan dalam badan Kementrian
Pendidikanyang sekarang kita kenal dengan Kemendikbud
(Kementrian Pendidikan dan Budaya). Keputusan ini diharapkan agar dapat
memulihkan kembali realita bahwa kita sedang berada dalam kondisi kehilangan
identitas diri. Semakin kuatnya cengkraman globalisasi, menyeret kita ke dalam
situasi kehilangan nilai budaya sebagai mana telah diwariskan secara turun
temurun.
Dramatisnya persoalan moralitas yang
menjangkiti para generasi muda saat ini baik pada tingkat sekolah formal
(SD,SMP dan SMA), tingkat universitas dan masyarakat menjadi titik berat tugas
dan tanggung jawab Kementrian Pendidikan.
D.
Hubungan
Budaya dan Pendidikan
Menurut DR. Sahiq Sama’an dalam
al-Syaibany (1979) pendidikan adalah pendidikan yakni kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik-pendidik dan filosofis untuk menerangkan, menyelaraskan, mengecam
dan merubah proses pendidikan dengan persoalan-persoalan kebudayaan dan
unsur-unsur yang bertentangan didalamnya.
Dilihat dari sudut pandang individu,
pendidikan merupakan usaha untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu.
Adapun dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan
nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai
budaya tersebut tetap terpelihara, tulis Hasan Langgulung.
Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan
budaya sangat erat sekali hubugan karena keduanya berkesinambungan, keduanya
saling mendukung satu sama lainnya.
Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan
antara pendidikan dengan tradisi budaya serta kepribadian suatu masyarakat
betapapun sederhananya masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi
sebagai muatan budaya senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat, dari
generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila
para pendukung nilai tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya
sebagai generasi penerus.
Transfer nilai-nilai budaya dimiliki
paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses
pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh
sebab itu dalam penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
Seperti dikemukakan Hasan Langgulung bahwa
pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu
dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal
tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan hidup suatu
masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama lainnya.
Dikatakan dengan pendapat Hasan Langgulung
bahwa pendidikan dalam hubungan dengan individu dan masyarakat, akan tetapi
dapat dilihat bagaimana garis hubung antara pendidikan dan sumber daya manusia.
Dari sudut pandangan individu pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan
potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan pendidikan
adalah sebagai pewarisan nilai-nilai budaya.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban
dua tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai
budaya. Manusia sebagai mahluk berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta
budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan dengan peningkatan
potensi manusia pencipta budaya itu
E.
Perlukah
Budaya dihilangkan dalam Suatu Pendidikan
Pendidikan tanpa budaya sama artinya
dengan makanan yang tampak nikmat namun hambar tanpa rasa. Secara filosofisnya
pendidikan berasal dari budaya manusia yang telah mengakar. Pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari kebudayaan karena proses pendidikan terjadi didalam
lingkungan manusia yang berbudaya.
Pendidikan ada untuk memberi arah dan
pandangan yang lebih baik akan budaya manusia itu sendiri. Tanpa pendidikan,
budaya itu sendiri pun akan kehilangan arahan. Hal ini diakibatkan oleh sifat
budaya yang dinamis. Bisa dibuktikan dengan seiring melajunya waktu, arus
globalisasi yang mempengaruhi budaya manusia. Hal ini menjadi tolak ukur agar
pendidikan pun dijadikan sebagai controller atas nilai-nilai budaya manusia
yang semakin bebas tanpa kendali.
Sebagai perbandingan pergeseran
nilai-nilai kebudayaan yang gagal ditransformasi melalui pendidikan
nyata-nyatanya menyeret kita pada budaya lupa akan pembelajaran tentang
kosmologi(ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya semesta dan segala
isinya) dan kearifan lokal masyarakat tradisional yang telah dimiliki bangsa
ini sejak lama. Zaman mengalihkan budaya manusia yang cenderung merusak
kekayaan alam (misal: ilegal loging) dan menjual budaya demi uang. Nilai-nilai
budaya yang sangat fundamental itu tak lagi diajarkan di bangku sekolah.
Untuk itu nilai-nilai kebudayaan harus
diterapkan melalui pendidikan. Para generasi muda wajib menjadi orang-orang
berpendidikan yang bermoral dan berakhlak mulia. Pendidikan dan budaya harus
selaras dan mewujudkan kembali tradisi kehidupan yang saling gotong royong,
musyawarah dan melestarikan nilai-nilai budaya daerah sebagai identitas bangsa
yang tidak bisa punah.
Pendidikan diharapkan mampu membentuk
manusia untuk berperilaku sebagai mahluk berbudaya yang mampu bersosialisasi
dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun
masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan adalah upaya menanamkan sikap dan
ketrampilan pada anggota masyarakat agar mereka kelak mampu memainkan peranan sosial
masing-masing dalam masyarakat.
F.
Mengedepankan
Budaya atau Pendidikan
Budaya merupakan identitas suatu
bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat bangsanya. Kita
masyarakat Indonesia identitik dengan kebudayan timur yang diwariskan nenek
moyang kita sebagai makluk yang saling menghargai satu sama lain dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Jika Indonesia tidak ingin kehilangan identitas
bangsa Indonesia maka kita sebagai warga negara harus menjaga serta aktif
dalam melestarikan kebudayaan nenek moyang kita yang memiliki nilai-nilai
luhur. Indonenisia merupakan negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu suku
dengan kebudayaan yang berbeda-beda. Budaya di Indonesia lambat laun semakin
hilang. Bahkan tidak sedikit masyarakat sekarang yang belum tahu tradisi budaya
di tempat mereka tinggal.
Sedangkan pendidikan merupakan investasi
jangka panjang yang mempunyai pengaruh yang sangat amat penting terhadap
berkembangnya suatu masyarakat. Pendidikan seharusnya mampu dirasakan
oleh warga negara. Dan negara berkewajiban menyediakan pendidikan bagiseluruh
rakyat sebagai perwujudan cita-cita bangsa yaitu "mencerdaskan kehidupan
bangsa".
Hal ini diabadikan dalam konstitusi negara
kita yaitu UUD 1945, berbicara bangsa artinya berbicara masyarakat, berbica
mencerdaskan kehidupan bangsa artinya mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Pendidikan di Indonesia telah merata, namun tingkat fasilitas pendidikan tiap
tempat berbeda-beda, dari yang terbaik, sangat minim bahkan sampai fasilitas
terburuk.
Sehingga dengan demikian Pendidikan atau
kebudayaan, keduanya sama penting dalam peranan untuk membentuk, mengembangkan,
dan memajukan karakter bangsa.
BAB III
HASIL WAWANCARA
A.
Wawancara
1.
Guru Pertama
Nama
|
: Sumarni, S.Pd
|
Sekolah asal
|
: SMAN 1 Sendana
|
Mata pelajaran
|
: Fisika
|
Beban mengajar
|
: 24 jam/minggu
|
Kelas yang diajar
|
: X dan XII
|
Pengalaman bekerja
|
: 18 tahun
|
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 6 Tinggas
(1989/1995)
2. SMPN 1 Sendana
(1995/2008)
3. SMAN 2 Majene
(1998/2001)
4. S1 Pendidikan Fisika
UNM (2001/2005)
|
|
Riwayat Pekerjaan
1. Guru tetap SMAN 1
Sendana (2006/sekarang)
|
Data hasil wawancara :
1. Apa
defisini dari budaya dan pendidikan?
Menurut Sumarni,
budaya adalah suatu kebiasaan yang diakui dan terjadi pada suatu wilayah, serta
merupakan satu unsur yang tak dapat terpisahkan dari subyeknya. Setiap
daerah maupun wilayah pasti memiliki budaya tersendiri, budaya inilah yang
dapat menjadi pembeda antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Sedangkan
Pendidikan merupakan suatu faktor penting bagi kemajuan suatu negara.
Bahkan, terkadang pendidikan juga dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan
dan keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu negara.
2. Bagaimana
budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini?
Menurut Sumarni,
budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini mulai berbenah banyak kebijakan
pemerintah untuk pendidikan. Walaupun memang saat ini Indonesia berada dalam
kondisi kehilangan identitas diri pengaruh globalisasi menyeret kehilangan
nilai budaya sebagaimana telah diwariskan secara turun temurun.
3. Apakah
budaya dapat mengembangkan pendidikan?
Menurut Sumarni,
tentu saja budaya dapat mengembangkan pendidikan, karena kebudayaan merupakan
fundamental membangun karakter dan karakter adalah pijakan awal dalam
pendidikan.
4. Bagaimana
hubungan budaya dan pendidikan?
Menurut Sumarni,
hubungan budaya dan pendidikan sangat berksinambungan dimana pendidikan
bertujuan membentuk agar manusia dapat menunjukkan perilakunya sebagai makhluk
yang berbudaya.
5. Apa
perlu budaya itu dihilangkan didalam suatu pendidikan?
Menurut Sumarni,
dalam suatu pendidikan budya tidak dapat dihilangkan begitupun sebaliknya.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan karena proses pendidikan
terjadi dalam lingkungan manusia yang berbudaya.
6. Yang
mana yang perlu dikedepankan, budaya atau pendidikan?
Menurut Sumarni,
karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan harus selaras karena
keduanya adalah gejala dan faktor pelengkap yang penting dalam kehidupan
manusia.
2.
Guru Kedua
Nama
|
: Risnawati, S.Pd
|
Sekolah asal
|
: SMAN 1 Sendana
|
Mata pelajaran
|
: Fisika
|
Beban mengajar
|
: 24 jam/minggu
|
Kelas yang diajar
|
: XI
|
Pengalaman bekerja
|
: 3 tahun
|
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 6 Tinggas
(1998/2003)
2. SMPN 1 Sendana
(2003/2006)
3. SMAN 1 Sendana
(2006/2009)
4. S1 Pendidikan Fisika UNSULBAR
(2009/2015)
|
|
Riwayat Pekerjaan
1. Guru tetap SMAN 1
Sendana (2016/sekarang)
|
Data hasil wawancara :
1. Apa
defisini dari budaya dan pendidikan?
Menurut Risnawati,
budaya ialah suatu kebiasaan yang melekat pada masyarakatatau wilayah. Sedangkan
pendidikan ialah sarana utama untuk mensukseskan pembangunan nasional, karena
dengan pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia berkualitas
yang dibutuhkan dalam pembangunan.
2. Bagaimana
budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini?
Menurut Risnawati,
seperti yang dipahami bahwa budaya adalah suatu kebiasaan yang melekat pada
masyarakatatau wilayah. Sehingga sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang
merupakan faktor penting bagi kemajuan suatu negara. Dan pastinya setiap negara
mempunyai tata dan aturan tersendiri dalam mengatur pendidikan di wilayah
mereka dan berbeda-beda pada setiap wilayahnya.
3. Apakah
budaya dapat mengembangkan pendidikan?
Menurut Risnawati,
Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara yang berbudaya. Tentunya pengenalan
akan budaya harus dipadupadankan dengan pengenalan akan pendidikan yang luas.
Dan pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berbudaya. Oleh karenanya,
budaya sangat mengakar dalam kehidupan manusia. Sehingga ketika manusia
mendapatkan pendidikan untuk membuka wawasansecara universal, maka budaya
menjadi pengembang agar manusia menjadi superior dan tidak lupa akan kehidupan
berbudayanya dengan orang lain.
4. Bagaimana
hubungan budaya dan pendidikan?
Menurut Risnawati,
pertanyaan keempat ada kaitannya dengan
jawaban dari pertanyaan nomor tiga. Secara filosofisnya pendidikan berasal dari
budaya manusia yang telah mengakar. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan karena proses pendidikan terjadi didalam lingkungan manusia yang
berbudaya.
5. Apa
perlu budaya itu dihilangkan didalam suatu pendidikan?
Menurut Risnawati,
sebelumnya beliau mengatakan bahwa pendidikan berasal dari budaya yang telah
mengakar. Hal ini saling berhubungan karena pendidikan ada untuk memberi arah
dan pandangan akan budaya manusia itu sendiri. Tanpa pendidikan, budaya itu
sendiri akan kehilangan arah. Sebaliknya, budaya itu adalah karakter suatu
bangsa. Maka dari itu, pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia untuk
berperilaku sebagai makhluk berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam
masyarakatnya. Jadi budaya itu harus tetap ada dlam pendidikan.
6. Yang
mana yang perlu dikedepankan, budaya atau pendidikan?
Menuru Risnawati,
kedua hal ini harus sejalan. Karena keduanya sangat penting bagi manusia maupun
Negara pada umumnya. Sebagai contoh dilingkungan pendidikan misalnya, ketika
anak didik diberi pandangan dan pengajaran tentang mencintai budaya di
lingkungan sekolah, maka dua hal pokok pasti sudah tertanam di dalam kehidupan
mereka seperti berusaha melestarikan budaya dan selanjutnya mengaplikasikannya
dalam kehidupan dan mnegurangi pengaruh modernisasi yang sangat mudah
terjangkit dikalangan anak muda.
3.
Guru Ketiga
Nama
|
: Burhanuddin, S.Pd
|
Sekolah asal
|
: SMAN 1 Sendana
|
Mata pelajaran
|
: Matematika
|
Beban mengajar
|
: 24 jam/minggu
|
Kelas yang diajar
|
: X dan XI
|
Pengalaman bekerja
|
: 3 tahun
|
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 6 Tinggas
(1995/2001)
2. SMPN 1 Sendana
(2001/2004)
3. SMAN 1 Sendana
(2004/2007)
4. S1 Pendidikan Fisika
UNSULBAR (2008/2014)
|
|
Riwayat Pendidikan
1. Guru tetap SMAN 1
Sendana (2016/sekarang)
|
Data hasil wawancara :
1. Apa
defisini dari budaya dan pendidikan?
Menurut Burhanuddin,
budaya ialah suatu hal yang bisa dijadikan sebagai identitas unik dan khas bagi
suatu daerah. Sedangkan pendidikan ialah sebuah usaha yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran untuk mengembangkan
potensi diri serta keterampilan.
2. Bagaimana
budaya dan pendidikan di Indonesia saat ini?
Menurut
Burhanuddin, budaya dan pendidikan saat ini benar-benar sudah tergeser dan
terkikis hilang oleh zaman. Budaya semakin susah kita lihat karena hilangnya estafet
generasi yang lebih mementingkan kehidupan modern, sedang kita sendiri tak
sadar bahwa kita lahir daripada budaya itu sendiri secara tak kasat mata kita
melupakan bagia dari apayang terpenting dalam diri ini yaitu budaya beralih
kepada pendidikan yang terjadi saat ini di negara kita secara hakikat,
pendidikan sejatinya memanusiakan manusia tapi lagi-lagi baginya tidak
menunjukkan eksistentinya. Menengok pada zaman dahulu dan membangdingkan zaman
sekarang sudah tidak sama lagi.
3. Apakah
budaya dapat mengembangkan pendidikan?
Menurut
Burhanuddin, iya sangat berpengaruh untuk mengembangkan nilai pendidikan tapi
perlu digaris bawahi budaya yang dimaksudkan adalah budaya yang tak keluar
jalur syariat-syariat agama. Contoh kecilnya kita di mandar budaya tabe’ yang
kita pakai ketika langgar di depan orang yang lebih tua dari kita, ini tidak
termasuk dalam pendidikan, tapi justru mengembangkan nilai-nilai dalam
pendidikan tersebut.
4. Bagaimana
hubungan budaya dan pendidikan?
Menurut Burhanuddin,
hubungan budaya dan pendidikan saat ini justru sudah tak selaras lagi. Budaya
sudah terkikis oleh zaman dan pendidikan sudah kehilangan eksistensinya. Namun
selain itu, hubungan budaya dan pendidikan haruslah saling bergandengan tangan.
5. Apa
perlu budaya itu dihilangkan didalam suatu pendidikan?
Menurut
Burhanuddin, baginya kesalahan besar jika mau menghilangkan budaya dalam
pendidikan. Jika dibawa dalam agama, al-qur’an adalah pendidikan sedang hadist
adalah budayanya. Dalam pendidikan hanya mengajarkan bagaimana kita bersopan
santaun terhadap sesamam dan budayalah yang merealisasikannya seperti yang
istilah (tabe’) yang di jelaskan sebelumnya.
6. Yang
mana yang perlu dikedepankan, budaya atau pendidikan?
Menurut Burhanuddin,
banyak orang yang mengatakan budaya lahir dari rahim pendidikan dan banyak
orang mengatakan pula justru dari pendidikan lahirlah budaya, jadi agak membingunkan.
Jadi menurut beliau, pendidikan justru dikedepankan dahulu dengan alasan,
pendidikan yang sepatutnya memanusiakan manusia. Jika ini benar-benar digunakan
maka, lahirlah sejuata manusia yang membiasakan (budaya) memanusiakan manusia.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Budaya
adalah suatu pola hidup yang tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang
mengatur agar setiap individu mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk
mengatur tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan
pendidikan (bahasa Inggris : education) adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia saat
ini telah kehilangan aspek kebudayaan, dan lebih tepatnya kebudayaan Indonesia.
Sehingga, yang mempengaruhi pendidikan bukan lagi budaya bangsa ini melainkan
budaya luar yang merupakan ekses dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi
dan informasi.
Indonesia
sebagai salah satu negara bagian Timur yang berbudaya sudah menjadi daya tarik
bangsa-bangsa lain untuk mengunjungi Indonesia dan mengenalnya lebih dekat.
Tentunya pengenalan akan budaya
harus dipadupadankan dengan pengenalan akan pendidikan
yang luas. Sebab, budaya membutuhkan pendidikan untuk mengadaptasikannya
menjadi suatu bentuk yang lebih menarik dan memiliki ciri khas. Hakikatnya,
manusia adalah mahluk yang berbudaya. Oleh karenanya budaya sangat mengakar
dalam kehidupan manusia. Sehingga ketika manusia mendapatkan pendidikan untuk
membuka wawasan secara universal, maka budaya menjadi penyeimbang agar ketika
manusia menjadi superior, ia tidak lupa akan kehidupan berbudayanya dengan
orang lain.
Pendidikan dan budaya sangat erat sekali
hubugan karena keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama
lainnya. Dalam konteks ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan
tradisi budaya serta kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya
masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya
senantiasa terlestarikan dalam setiap masyarakat, dari generasi ke generasi.
Hubungan ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila para pendukung nilai
tersebut dapat menuliskannya kepada generasi mudanya sebagai generasi penerus.
Jika budaya dan pendidikan itu dipisahkan
makan akan terjadi ketidaksempurnanya kualitas yang dihasilkan peserta didik.
Ini dikarenakan pendidikan tanpa budaya sama artinya dengan makanan yang tampak
nikmat namun hambar tanpa rasa. Secara filosofisnya pendidikan berasal dari
budaya manusia yang telah mengakar. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan karena proses pendidikan terjadi didalam lingkungan manusia yang
berbudaya.
Sehingga dengan demikian Pendidikan atau
kebudayaan, keduanya sama penting dalam peranan untuk membentuk, mengembangkan,
dan memajukan karakter bangsa.
B.
Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan
kepada pembaca adalah agar makalah ini dapat menambah pengetahuan lagi mengenai
pendidikan dan budaya terkhusunya di Indonesia. Selain itu, diharapkan juga
agar para pembaca dapat mengenal atau mengetahui betapa pentingnya budaya dalam
suatu pendidikan. Sehingga, kita dapat bersama-sama melestarikan budaya
Indonesia yang ada dalam dunia pendidikan. Agar kita tidak lebih banyak lagi
kehilangan budaya kita.
DAFTAR PUSTAKA
Zakky. 2018. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli dan Secara Umum, (online) https://www.zonareferensi.com/pengertian-pendidikan/
diakses pada tanggal 3 Juni 2019.
Anonim. Pengertian Budaya, (online). https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html
diakses pada tanggal 3 Juni 2019.
Istiqomah, Roshydatul. 2018. Meneropong
Budaya Pendidikan di Indonesia, (Online). https://www.kompasiana.com/roshydaist/5aac5913cbe5237fc9306a63/meneropong-budaya-pendidikan-di-indonesia?page=all
diakses pada tanggal 3 Juni 2019.
Mora, Lori. 2012. Lestarikan Budaya Lewat
Pendidikan, (Online). https://www.kompasiana.com/loreiy/5518e516a33311dc12b6593e/lestarikan-budaya-lewat-pendidikan
diakses pada tanggal 3 Juni 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar